Senin, 15 Januari 2018

Rangkuman Seminar: Sophisticated Artificial Intelligence

Kali ini saya akan menyampaikan apa saja yang saya dapatkan saat mengikuti seminar di acara HEXION 2017 dengan pembawa materi Wawan Cenggoro. Artificial Intelligence (AI) atau yang sering disebut kecerdasan buatan merupakan kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu siste yang bisa diatur dalam konteks ilmiah. Sistem seperti ini umumnya dianggap sebagai komputer, dimana kecerdesan tersebut diciptakan dan kemudian dimasukkan ke dalam suatu mesin.
AI pada zaman ini memiliki beberapa bagian yang dilihat dari hasil dan kerjanya dapat melebihi kecerdasan manusia. Akan tetapi, jika disamakan dengan film – film bergenre Sci-Fi yang banyak ditayangkan, AI pada zaman ini masih jauh dari apa yang terjadi di film tersebut

Dalam pembuatan AI, digunakan sebuah algoritma yang bernama Deep Learning. Algoritma ini sering digunakan di bidang industri. Pada tahun 2010, Google mengembangkan kecerdasan buatan dengan menggunakan algoritma Deep Learning untuk di aplikasikan pada operating system Android. Salah satu kemampuannya yang dapat melebihi manusia kala itu adalah dalam Image Recognition pada Smartphone. Lalu baru – baru ini dikembangkan sebuah kecerdasan buatan di dalam bidang game oleh perusahaan OpenAI, yang di uji coba pada turnamen The International DOTA2. Dimana AI tersebut dapat mengalahkan pro player dalam tanding 1vs1.
Tidak hanya di bidang informasi dan game saja AI berkembang. Pada bidang medis AI juga dikembangkan. Sebutannya adalah Medical Learning, disini AI digunakan untuk membaca hasil scan dari x-ray yang kemudian mendiagnosa hasil dari scan tersebut, apakah pasien terkena suatu penyakit atau tidak. Dalam pembuatan AI kompleks atau tidaknya suatu coding tidak terlalu berpengaruh terhadap kemampuan dari AI tersebut, yang mempengaruhi adalah banyaknya data yang kita berikan untuk dipelajari oleh AI tersebut.
Source Code pembuatan AI dapat dicari dengan mudah, karena developer yang membuatnya memilih untuk membuka semua akses agar masyarakat dapat ikut serta mengembangkan AI tersebut, misalnya mencari kekurangan dari AI atau bahkan membuat kecerdasan lain untuk kegunaan yang lain. Salah satu web yang menyediakan jasa tersebut adalah Tensorflow.com dimana kita dapat mempelajari berbagai macam code untuk membuat kecerdasan buatan.
Sebenarnya secanggih – canggih kecerdasan buatan, tetap saja manusia terlibat dalam menyeleksi hasil pengkerjaan dai kecerdasan tersebut. Misalnya dalam Medicaal Learning, AI yang telah mendiagnosa penyakit pasien, hasil diagnosa tersebut akan tetap dibaca oleh sang dokter ahli untuk diklarifikasi apakah hasil tersebut benar atau tidak. Jadi intinya meski AI dapat bekerja melebihi manusia, dia akan tetap membutuhkan manusia sebagai penjamin kebenaran hasilnya.

Kesimpulannya adalah, AI merupakan kecerdasan buatan manusia dimana dia dapat bekerja melebihi manusia itu sendiri. Hal yang ditakutkan seperti AI mengambil alih dunia seperti SKYNET pada terminator kemungkinan besar tidak akan terjadi, dikarenakan meski AI tersebut canggih dia akan tetap membutuhkan manusia sebagai penjamin hasil kerjanya, bahkan di zaman sekarang untuk mencapai AI yang dapat mengerjakan segala hal seperti film – film Sci-Fi masih sangat jauh untuk terwujud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bioinformatika

            Istilah  bioinformatics  mulai dikemukakan pada pertengahan era  1980-an  untuk mengacu pada penerapan  komputer  dalam biolog...