DIGITAL
DIVIDE
Di era
globalisasi seperti sekarang, penguasaan teknologi merupakan salah satu kunci
untuk dapat bersaing antara individu satu dengan yang lain. Tertinggal akan
berkembangnya teknologi dapat menjadi sebuah kesalahan yang fatal, ibarat kata
orang lain sudah bepergian menggunakan kendaraan bermesin sedangkan kita masih
menggunakan kendaraan bertenaga hewan.
Dengan
kondisi seperti ini dapat dilihat bahwa ICT (Information & Communication
Technology) telah membuat sebuah perubahan besar didalam kehiduan. Khususnya
dibidang Komputer & Internet yang membuat orang-orang semakin cepat
mendapat dan bertukar informasi serta mengubah cara berkomunikasi orang-orang.
Di balik
teknologi yang sudah maju seperti sekarang, terkadang kita lupa bahwa masih ada
orang-orang yang belum bisa merasakan kemajuan teknologi ini. Entah karena
permasalahan ekonomi ataupun geografis. Penyebaran yang kurang merata seperti
inilah yang menyebabkan terjadinya kesenjangan digital atau yang lebih dikenal
dengan Digital Devide.
Istilah ini
mulai dikenal pada tahun 1990 untuk mendeskripsikan perbedaan antara orang yang
dapat mengakses internet dengan orang yang tidak bisa mengakses internet.
Sampai sekarang hal ini masih terus terjadi, terutama di negara-negara
berkembang seperti Indonesia contohnya. Kesenjangan yang terjadi kebanyakan
terjadi karena faktor ekonomi, dimana orang-orang tidak dapat membeli perangkat
yang dapat menunjang akses internet. Ditambah lagi biaya untuk membeli kuota
internet yang relative mahal.
Selain faktor
ekonomi, terdapat juga faktor geografis yang menjadi terjadinya kesenjangan
digital. Kenapa bisa demikian? Hal ini dikarenakan sulitnya membangun fasilitas
jaringan, terutama di daerah pedalaman seperti di Papua misalnya. Hal ini
menyebabkan di daerah tersebut sulit untuk mendapat akses internet.
Selain dua
faktor tersebut masih ada faktor lain yang menyebabkan terjadinya kesenjangan
digital. Diantaranya ialah faktor budaya. Ya, budaya dapat menjadi faktor yang
menyebabkan kesenjangan digital. Misalkan yang terjadi pada Suku Badui, mereka
memilih untuk tidak bersentuhan dengan teknologi ataupun dunia luar, meski ada
beberapa bagian suku yang mulai mempelajari teknologi.
Selain itu
masih ada penyebab terjadinya kesenjangan digital, misalnya permasalahan pada
infrastruktur yang tidak mendukung, kurangnya SDM yang handal dalam
mengoperasikan atau mengakses informasi, kurangnya konten berbahasa Indonesia juga
menjadi salah satu penyebab kesenjangan digital karena tidak semua orang dapat
mengerti bahasa asing.
Diantara
banyaknya faktor penyebab Digital Divide, terdapat beberapa solusi untuk
mengurangi hal tersebut. Diantaranya adalah dengan menyaipkan masyarakat agar
dapat menangani perkembangan teknologi dan informasi, menerima informasi dengan
baik, menilai dengan tepat mana informasi yang baik, memutuskan serta memilih
informasi yang tersedia, apakah informasi tersebut benar atau hanya bualan
orang-orang yg tidak bertanggung jawab. Kemudian dengan membangun fasilitas
telekomunikasi antara daerah kota dengan desa. Serta meningkatkan kemampuan
berbahasa asing terutama bahasa inggris. Dan harus bisa membedakan waktu untuk
bermain internet dengan waktu berkomunikasi secara langsung dengan orang-orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar